Kau kah itu?
seraut musim semi di balik redup mentari
pendar parasmu tertimpa jingga
ranum bak rekah delimaduduk kau tak jauh
dari riak yang menjilati pasir di kakimu
Angin menggelombangkan kerudung hitam
menari gemulai merupa dewi
apa yang kau nanti puan ?
Aku seringkali mengamatimu
tatkala nyanyian embun memanggil matahari
engkau bergegas menuju surau di seberang jalan ini
tak nampak wajah malas,
ataupun enggan, justru kecantikan nan alami
Sore ini, kembali aku mengekor langkahmu
selalu tempat itu tertuju
sebegitu indahkah senja yang lekat di matamu, puan?
hingga tak kau hirau waktu
dan hanya berlalu, jika gelap menelan keemasan langitmu.
seraut musim semi di balik redup mentari
pendar parasmu tertimpa jingga
ranum bak rekah delimaduduk kau tak jauh
dari riak yang menjilati pasir di kakimu
Angin menggelombangkan kerudung hitam
menari gemulai merupa dewi
apa yang kau nanti puan ?
Aku seringkali mengamatimu
tatkala nyanyian embun memanggil matahari
engkau bergegas menuju surau di seberang jalan ini
tak nampak wajah malas,
ataupun enggan, justru kecantikan nan alami
Sore ini, kembali aku mengekor langkahmu
selalu tempat itu tertuju
sebegitu indahkah senja yang lekat di matamu, puan?
hingga tak kau hirau waktu
dan hanya berlalu, jika gelap menelan keemasan langitmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar