Ping !
Sebuah notif m email masuk. Dari Wisnu...
Segera ku buka.
' Rin, datang ya, sabtu malam. Kami mau meresmikan hubungan, cuma
acara pertunangan sederhana kok, di tempat Astrid. Atau kamu mau bareng
rombongan kami ? balas segera ya :-) '
Cuma ku pandangi saja, jemariku bahkan tak mampu menulis sehurufpun untuk membalasmu, Wis.
Setiap kali aku teringat tentangmu. Aku tak pernah mampu memendam rasaku.
Sudah berulang kali ku coba untuk pergi jauh darimu, tapi nyatanya aku
tetap tak bisa.
Entah perasaan apa yang selalu menarikku kesana, dekat
dengan duniamu kembali.
Menyakitkan memang, tapi aku menyadari, aku juga
bahagia meski hanya dengan melihatmu saja.
Coba jika aku berani
mengungkapkannya. Tapi masihkah berguna ?
Sejak awal aku tahu, cintamu
begitu besar untuknya. Kamu sangat beruntung, Wis. Dia pun mencintaimu
serupa(meski aku juga). Semua pintu hatimu seolah telah tertutup
olehnya, tak ada celah bagiku untuk menerobos kedalamnya. Selain
menjadi sahabat kalian berdua.
Ya...sahabat yang diam-diam memendam
cinta.
Aku tahu, ini memang tak pantas lagi, kamu tak pernah menjadi milikku
setelah kehadirannya. Melihatmu bahagia, seharusnya aku bahagia, tapi
aku juga terluka. Dalam sekali, Wis.
Entah untuk keberapa kalinya, aku
mesti menangis melihatmu bersamanya.
Aku benci, tapi cinta ini tak
sanggup mengalahkan benci.
Semestinya aku berhenti berharap pada sesuatu yang tak mungkin ku
miliki. Tapi entah kekuatan darimana, yang justru mengokohkan aku dengan
keadaan yang ku pilih ini.
Bertahan dan membiarkan diriku sendiri
terluka. Tetap menyimpan harapan itu mesti rasanya hanya akan hangus
dalam angan-angan.
Mencintai orang yang tak pernah mencintai kita, memang seperti memeluk kaktus, semakin erat semakin menyakitkan.
Aku memeluk sponge bob-ku. 'maaf ya, kamu ku ajak menangis lagi sore ini :'('
Tidak ada komentar:
Posting Komentar