Aku masih sering melukiskanmuDisela-sela jeda jadwal padatku
Dengan pulpen di antara gigiku
Dan senyum simpul tersungging di sudut bibirku
Mata bulat dengan bibir yang mungil merekah
Hidung tak terlalu mancung tapi melekat indah
Baju a la putri yang berenda-renda
Rambut terurai lepas atau diekor kuda
Jepit dan pita mungil merah jambu
Bertengger manis di kepalamu
Satu sore di tanah lapang
Saat mentari telah redup membayang
Beranjak luruh memasuki peraduan
Engkau masih di sana
Berlarian di antara gelak dan tawa
Tak kau hirau peluh yang mengalir di pelipismu
Hanya untuk seekor kupu-kupu kelabu
Ah…
Gadis berambut ikal
Memilikimu mungkin hanya sebuah mimpi
Yang tak wujud dan cuma menjadi imaji
Ku kubur dalam-dalam
Seperti senja yang harus ditelan malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar