Rabu, 19 Juni 2013

Kamu

masih kamu...yang mengajariku melukis pagi
melalui butir-butir pinta yang luruh
serupa percik bulir embun di ujung daun
yang bertempias dan meresap pada akar pelafadz harap

masih juga kamu...
yang menuntun lingkar pena dalam bait-bait aksara
merangkum garis-garis waktu yang lekat di jendela
mengukir ruang-ruang kosong, tanpa melewati perbantahan masa

masih tetap kamu...
yang dulu diam
diam kuamati
lalu tersipu
runduk merindu

poet'22/4/2013
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar