masih kamu...yang mengajariku melukis pagi
melalui butir-butir pinta yang luruh
serupa percik bulir embun di ujung daun
yang bertempias dan meresap pada akar pelafadz harap
masih juga kamu...
yang menuntun lingkar pena dalam bait-bait aksara
merangkum garis-garis waktu yang lekat di jendela
mengukir ruang-ruang kosong, tanpa melewati perbantahan masa
masih tetap kamu...
yang dulu diam
diam kuamati
lalu tersipu
runduk merindu
poet'22/4/2013
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar