Rabu telah lewat tengah hari, kangmas…
Ini sudah cangkir yang kesekian kali,
kepul-kepul beraroma melati
Gerimis belum berhenti,
sejak dini hari,
dan aku masih di sini,
menikmatinya bersama
setangkup roti berisi selai,
di sela-sela kertas yang terberai,
menunggu untuk segera diberesi
Mendungkah langitmu hari ini ?
Atau justru secerah senyumku
di foto yang kukirimkan tempo hari ?
Apapun itu,
aku sangat mengenalimu,
bagaimana engkau
melewati hari-harimu
Aku merindukanmu…
Rindu mengintip paras seriusmu
di depan layar bisu,
sebatang rokok terselip di antara jemarimu
Lengang…
hanya ketuk-ketuk keyboard
dan detak di dinding,
seperti melodi yang mengiringi
menyusun kepingan imaji
Rindukah kau?
pada kopi yang kuseduhkan
Atau sekilas pelepas jenuh berupa pelukan
Rasa-rasanya
musim ini kian mengejekku
dalam penyiksaan,
aku ingin segera pulang,
karena rindu ini
harus segera dituntaskan.
Sheung Shui, di antara rinai tak berjeda.
Ini sudah cangkir yang kesekian kali,
kepul-kepul beraroma melati
Gerimis belum berhenti,
sejak dini hari,
dan aku masih di sini,
menikmatinya bersama
setangkup roti berisi selai,
di sela-sela kertas yang terberai,
menunggu untuk segera diberesi
Mendungkah langitmu hari ini ?
Atau justru secerah senyumku
di foto yang kukirimkan tempo hari ?
Apapun itu,
aku sangat mengenalimu,
bagaimana engkau
melewati hari-harimu
Aku merindukanmu…
Rindu mengintip paras seriusmu
di depan layar bisu,
sebatang rokok terselip di antara jemarimu
Lengang…
hanya ketuk-ketuk keyboard
dan detak di dinding,
seperti melodi yang mengiringi
menyusun kepingan imaji
Rindukah kau?
pada kopi yang kuseduhkan
Atau sekilas pelepas jenuh berupa pelukan
Rasa-rasanya
musim ini kian mengejekku
dalam penyiksaan,
aku ingin segera pulang,
karena rindu ini
harus segera dituntaskan.
Sheung Shui, di antara rinai tak berjeda.
"kangmas kan tetap setia menunggu koq dinda"
BalasHapusasssiikkk :D