Rabu, 26 Juni 2013
Tentang Senja Tanpamu
Kemana mengendus arah angin ?
pada sore yang lusuh dan dingin
pun mentari semakin terhuyung
merebah di pelataran langit
Kiranya, angin tak tentu menghilir
dan menghulu pada ruang bertabir
Masihkah setia segala penantian
di setiap bias elok memerah
menerpa seraut muram wajah
sementara hitam, merupa kepastian?
kesetiaan bukan sekadar detakkan
raga yang tergulung putaran waktu
karenanya, usah sesalkan penantian
sebab lalu sepastinya berlalu
Katamu, senja teramat cantik
dalam genggam tangan yang lentik,
haruskah kuyakin, sedang semilir
lebih senang menghantar getir?
Apakah senja hanya sebatas rintik
yang sanggup menopang barisan ritmik ?
sementara jingga hanya sebentuk
antara merah dan kuning sebelum padam cahaya
Entahlah…
Yang ku tahu, hanya ingin ku abadikan
sebelum malam benar menjemputnya
menenggelamkan tanpa sisa
diam diam kupetik
sebentuk warna terpotong
sepenggalan kusimpan
untuk dinikmati esok atau lusa
: Aku khawatir, kamu lupa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kalau aku lebih suka mengendus aroma masakanmu dan segera mencarai arah datngnya...hehe..laper bu.
BalasHapuskalau kata2 ritmik itu pasti punya kang Kabayan..
eh iya...ling URL yang kupakai ini adalah rumah baruku...bukan yang kemaren lagi . maen ya...
oke deh, ntar aku simpen ya bu, wkwkwk
BalasHapustau aja nich, tulisan msh belepotan jg dikomeng, ahahaha