Kau…adalah tetes-tetes air yang lesap
segera sesaat hujan telah reda
dan sepi kembali menghampiri beranda
meninggalkan dingin tersisa
Musim…
adalah waktu yang memberi kita
ruang untuk bicara
menenun rupa-rupa harapan
melewati pertalian yang akan kita kenang
Cinta..
adalah bahasa yang kita ubah
menjadi puisi
seperti raga menyesap harum kopi
jiwaku penuh aroma kasih
hanya untukku tanpa terbagi
Rindu…
adalah sepi yang menggelinjang
di sel paru-paru
meluluhlantakkan pertahanan hatiku
dan kembali mengalirkannya
di sudut-sudut mata
Jarak…
adalah tubuh kita
setia dirangkum tanya
dan aku akan menyelesaikannya
dalam satu pelukan
pada masa yang telah kita sepakati
tak lama lagi.
segera sesaat hujan telah reda
dan sepi kembali menghampiri beranda
meninggalkan dingin tersisa
Musim…
adalah waktu yang memberi kita
ruang untuk bicara
menenun rupa-rupa harapan
melewati pertalian yang akan kita kenang
Cinta..
adalah bahasa yang kita ubah
menjadi puisi
seperti raga menyesap harum kopi
jiwaku penuh aroma kasih
hanya untukku tanpa terbagi
Rindu…
adalah sepi yang menggelinjang
di sel paru-paru
meluluhlantakkan pertahanan hatiku
dan kembali mengalirkannya
di sudut-sudut mata
Jarak…
adalah tubuh kita
setia dirangkum tanya
dan aku akan menyelesaikannya
dalam satu pelukan
pada masa yang telah kita sepakati
tak lama lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar