adalah kita, insan perasa peluk yang sama untuk tatap yang tak perlu mata atau mendengar tanpa butuh telinga karena cinta, meruang segala pinta
pada sematan janji di ujung waktu kita penuhi ruang-ruang kosong bersama, di awal gelap yang muram bagai enggan yang lekat pada bimbang
wahai lelaki yang kehilangan rusuk adalah aku perempuan yang tergurat membisu di ruang tunggu demi hadirmu dan membawaku melintasi masa berharap tanpa pisah, meski hanya di jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar