mengadu kuat antara bibir dan isi hati yang terjiplak netra
mengabaikan bayang dan selaksa ingin menari liar dalam kepala
tak lelahkah mengelabui senyum dengan lengkung dingin, sementara
rasa dan hasrat terus berontak pada raga yang bertingkah pura-pura
hingga kenyang melahap ragu di sisa nyali yang kalah sebelum berlaga
cinta, bukanlah romansa matahari dan rembulan
tak pasti siapa yang mengejar atau dikejar
merajai sebentang waktu tak bertutur tak berlisan
hanya pesona tak berkesudahan yang digilir dan ditebar
lantas sampai kapan mengakhiri penantian
jika kata tak pernah menyekutui pengakuan
___hers.130313
Tidak ada komentar:
Posting Komentar